News & Research

Reader

Menkeu: Kebijakan Fiskal dan Moneter akan Lindungi Ekonomi dari Kenaikan Dolar
Friday, April 19, 2024       14:04 WIB

Ipotnews - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menegaskan, kebijakan fiskal dan moneter akan selaras untuk melindungi perekonomian dari kenaikan dolar dengan melakukan pendekatan yang menyeluruh. Bank sentral juga mengisyaratkan akan melakukan intervensi yang lebih aktif untuk membantu rupiah.
"Kami bekerja sangat erat dengan Gubernur [Bank Indonesia] Perry [Warjiyo] agar kami dapat menyesuaikan sikap makro untuk beradaptasi dengan level tekanan yang baru ini," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam Bloomberg Television, yang dikutip Bloomberg, Jumat (19/4).
Pemerintah akan memastikan bahwa kebijakan fiskal dapat bekerja sebagai "peredam guncangan yang efektif dan kredibel," ujarnya di sela-sela pertemuan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Grup Bank Dunia di Washington, DC.
Dalam pernyataannya dari Washington DC, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan bahwa BI - dengan mandat utama memastikan stabilitas mata uang - juga akan terus mendukung rupiah "dengan intervensi devisa dan langkah-langkah lain yang diperlukan." Secara terpisah BI juga menegaskan, akan melakukan intervensi "dengan lebih berani" di pasar valuta asing.
Pernyataan Sri Mulyani dan Perry muncul ketika sebagaian besar mata uang dunia, termasuk rupiah jatuh ke posisi terendah dalam beberapa tahun terakhir terhadap dollar. Rupiah menjadi salah satu yang paling terpukul di Asia bulan ini, memperpanjang penurunannya menjadi lebih dari 2,5% di bulan April ke level terendah dalam empat tahun terakhir.
Rupiah turun melampaui level kunci 16,000 terhadap dollar AS, bahkan sempat mendekati 16.290 pada Jumat pagi.
Kejatuhan rupiah mendorong BI untuk meningkatkan intervensinya di pasar demu membendung pelemahan rupiah. Situasi ini juga menambah tekanan pada bank sentral untuk menaikkan suku bunga acuan lebih lanjut pada 24 April.
"Respons pemerintah yang semakin meningkat menunjukkan tingkat kekhawatiran, yang menyiratkan risiko yang lebih tinggi dengan kenaikan yang lebih besar, yaitu sebesar 50bps (menjadi 6,5%)," tulis ekonom Barclays Plc, Brian Tan, dalam catatannya hari ini.
Jika BI mempertahankan suku bunga acuan di 6%, maka kemungkinan akan terdengar  hawkish  dan mengisyaratkan kemungkinan kenaikan suku bunga di masa depan, kata Barclays. Hanya enam dari 21 ekonom yang disurvei oleh Bloomberg sejauh ini yang memperkirakan BI akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada hari Rabu, dan sisanya memperkirakan akan tetap.
Gubernur BI, yang mengejutkan pasar dengan pengetatan pada Oktober lalu di tengah-tengah kejatuhan rupiah, pada awal minggu ini mengatakan bahwa bank sentral selalu berada di pasar. Dalam pernyataannya hari ini. Perry mengatakan bahwa BI akan mengelola aliran dana asing dengan cara yang ramah terhadap pasar. Ia juga menekankan akan pentingnya menstabilkan nilai tukar demi ketahanan ekonomi negara.
Pemerintah juga meminta kepada BUMN untuk menahan diri dari melakukan pembelian dolar dalam jumlah besar untuk keperluan impor, atau pembayaran utang , demi menghindari tekanan pada rupiah. Para eksportir sumber daya alam juga diingatkan untuk mematuhi ketentuan tentang pemulangan pendapatan dalam dollar demi menopang cadangan devisa negara.
Menurut Sri Mulyani, meskipun dolar yang kuat dapat meningkatkan pendapatan dari ekspor, hal ini juga berisiko menambah tekanan inflasi melalui impor.
Keraguan akan kebijakan fiskal pemerintah yang akan datang juga telah membuat rupiah terus tertekan. Bloomberg menyebutkan, investor asing menghindari pasar surat utang Indonesia karena kekhawatiran akan program makan siang gratis yang dicanangkan oleh calon pemerintahan mendatang.
Tanpa strategi pembiayaan yang jelas, program ini dapat membahayakan beban utang Indonesia dan mengancam peringkat utang Indonesia yang layak investasi. Hal ini baru-baru ini ditegaskan oleh Fitch Ratings dan Moody's Ratings.
Sri Mulyani, yang akan mengakhiri masa jabatannya sebagai menteri keuangan di bulan Oktober, mengatakan bahwa defisit anggaran akan tetap berada di bawah 3% dan bahwa Indonesia dapat mempertahankan pertumbuhan ekonomi sebesar 5% tahun ini, di tengah-tengah tingkat suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama.
"Kebijakan fiskal menyesuaikan diri dengan banyak isu-isu struktural, namun pada saat yang sama tetap mempertahankan prinsip kehati-hatian akan menjadi sangat penting," ujar Sri Mulyani. (Bloomberg)

Sumber : admin

powered by: IPOTNEWS.COM


Berita Terbaru

Thursday, May 02, 2024 - 19:43 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of DVLA
Thursday, May 02, 2024 - 19:39 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of DYAN
Thursday, May 02, 2024 - 19:36 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of EDGE
Thursday, May 02, 2024 - 19:33 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of ELSA
Thursday, May 02, 2024 - 19:30 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of GWSA
Thursday, May 02, 2024 - 19:26 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of IPOL
Thursday, May 02, 2024 - 19:26 WIB
PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Beruntun Hingga April 2024
Thursday, May 02, 2024 - 19:25 WIB
Kalbe Farma (KLBF) Mau Lego 2.175.000 Saham Hasil Buyback
Thursday, May 02, 2024 - 19:25 WIB
Perubahan Kepemilikan Saham IMPC, Beli
Thursday, May 02, 2024 - 19:23 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of INAI